Selasa, 11 Desember 2012

Saat imaji Berebut Tempat


Saat imaji terlalu sesak di kepala, aku menuliskan semua hal. Dari menulis tentang diri, menulis hal yang dianggap sepele, lelucon kecil yang dianggap biasa, peristiwa yang tidak penting, menulis hal yg aku suka dan apa yang tidak aku suka, bahkan ulasan kata-kata yang dianggap standard sekalipun. Tapi terlebih dari semua itu, aku lebih suka menuliskan semua hal tentang dirimu, tentang musim, tentang hujan, dan bahkan aku berjuang untuk berusaha mengingat kenangan yg hampir sedikit lagi hilang. 

Sempat aku hanya menuliskan hal yg terlalu biasa dalam sebuah postingan, seperti aku tidak begitu menyukai bau kol, tidak suka cicak dan serangga kecil yg mempunyai bau menyengat. Tapi lain hal, aku menyukai biru langit, awan senja, serta kebodohan kecil yg suka memasukkan jariku pada mulut binatang dan saat tergigit, aku menangis. Apakah kau suka lagu yang aku dengarkan? Apakah kau menyukai semua tulisanku? Apakah kau juga merindukan aku? Apakah kau lebih menyukai kopi dari pada segelas susu sepertiku? Aah, Aku bahkan terlalu cerewet dalam banyak hal. Karena dgn sebuah pertanyaanlah, setidaknya aku dapat memahami dan belajar untuk mengerti kehidupan seseorang. Dan kuharap seburuk apapun tulisanku, sekiranya dapat terlihat keberadaannya sebagai pencatat ingatan untukmu juga diriku. 

Banyak cara berterimakasih. Seperti menawarkan diri mengucapkan "Selamat Pagi" padamu lebih dulu. Pagi adalah sebuah kenyataan. Bahwa aku harus kembali belajar lagi mencintaimu. Karena karnaval mimpi semalam hilang dibangunkan pagi. Mencintai tak lagi membahas aku, tapi membahas dirimu. Jika ego masih terjunjung tinggi pada aku maka kata “mencintai” tak lagi punya arti. Kau tahu? Rindu itu bahkan hangat, ia mencari tempat dlm dada. Rasanya seperti angin Tropis yg berhembus saat musim panas tiba. Dan Bukankah kebahagiaan akan sanggup bertahan? jika ucapan & hatimu, kau buat seperti senandung orchestra dlm nada yg seirama. Mencintaimu tidak harus disebutkan dalam kata satu persatu. Ia ada, bahkan sebelum kata ini terbentuk menuliskan cinta dalam 5 aksara. Dan dalam tulisan dan kehidupan, aku berusaha untuk tidak mengecewakan dan tak ingin di kecewakan. Karena Kecewa seperti jahitan di saku kirimu, seberapa rapatnya kau menjahit maka ia hanya terlihat lbh baik, tp tak kembali sama seperti semula. Entahlah, mungkin hanya Lebih indah saja. Saat cinta ada, tdk saling menggurui. Melainkan menjadi murid yg belajar utk faham & mengerti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar