Selasa, 11 Desember 2012

Aku Adalah Akhir Desember


Aku adalah akhir Desember…
Setidaknya itu makna sesungguhnya yang tertera jelas pada namaku. Wanita biasa-biasa saja yang tak berkeinginan mengganti nama dengan sebutan sastra lain yang membuatku merasa asing.

Aku adalah akhir Desember…
Yang sanggup mencintai puisi dan bersenggama dengannya seharian, dimana tulisan berupa sajak bahkan rela meninabobokan dan meniduriku semalaman.

Aku adalah akhir Desember…
Hati yang masih menunggu musim yang kian berganti di tiap-tiap peristiwa. Jejak langkah pada misteri yang juga layak untuk bicara. Dalam segulung kearifan dan kebijaksanaan kepada dunia yang selalu saja sering mempermainkan, setidaknya hendak kupertanyakan.

Aku adalah akhir Desember…
Dimana kalender ditugaskan menyusun usia. Lalu hujan Desember datang tergesa menciumiku dengan kebahagiaan-kebahagiaan lembut. Rintik menjadi puisi yang bicara pada tubuh, ia bahkan setia menafkahi aku dengan percakapan diri sendiri. Di akhir angka, ijinkan aku meniup lilin, kemudian berdoa sendiri pada sebuah kisah yang tak ingin kuberi nama.

Aku adalah akhir Desember…
Saat lorong waktu mengisahkan kisah lalu, bercerita, mendengarkan, lalu mengintrogasi. Entah itu cinta yang masuk akal? Atau apa? Bahkan semua hal kurasa dapat berubah, karena peristiwa rupanya berjalan sesuai kemungkinan-kemungkinan.

Aku adalah akhir Desember…
Hanya sekumpulan kertas lusuh dalam simfony nada yang berdebu.
……………………..
Entah……………….
Sebut saja seperti itu.

Kelak kau akan tahu, bahwa aku pernah ada, disini, datang, hanya hendak menuliskan bahwa
"Aku adalah akhir Desember"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar